Senin, 19 Desember 2011

Religion Sociologyca

Toleransi Beragama sebagai Konsekuensi Masyarakat Multikultural


Indonesia merupakan negara yang mempunyai masyarakat multikultural yang masyarakatnya terdiri dari beragama kelompok sosial yang mempunyai sistem norma dan kebudayaan yang berbeda. Salah satu keberagaman kelompok sosial yang ada di Indonesia disebabkan oleh perbedaan agama yang dianut oleh warga negaranya. Ada lima agama yang diakui secara sah di Indonesia yaitu Islam, Katolik, Kristen, Hindu, dan Budha. Pada masing-masing agama tersebut mempunyai ajaran dan aturan yang berbeda namun pada dasarnya sama-sama mengajarkan tentang kebaikan kepada pemeluknya. Setiap agama membawa ajaran-ajaran yang akan menjadi tuntunan hidup para pemeluknya. Agama memberikan serangkaian aturan kehidupan kepada para penganutnya sehingga hidupnya tidak berantakan. Agama mengantarkan para pemeluknya kepada suatu cara hidup yang teratur. Agama merupakan naungan sakral yang melindungi manusia dari situasi kekacauan (chaos). Bagi para pemeluknya agama berisikan ajaran-ajaran mengenai kebenaran tertinggi dan mutlak tentang eksistensi manusia dan petunjuk-petunjuk untuk hidup selamat di dunia dan akhirat. Sebagai sistem keyakinan agama bisa menjadi bagian dan inti dari sistem nilai yang ada dalam kebudayaan masyarakat, dan menjadi pendorong atau penggerak serta mengontrol bagi tindakan anggota masyarakat tertentu untuk tetap berjalan sesuai nilai-nilai kebudayaan dan ajaran agama.
Toynbee mendefinikan bahwa agama adalah suatu sikap hidup yang membuat orang mampu mengatasi kesulitan sebagai manusia, dengan memberikan jawaban yang memberikan kepuasan spiritual pada pernyataan mendasar tentang teka-teki alam semesta dan peranan manusia di dalamnya dengna memberikan ajaran praktis untuk hidup di alam semesta. Maka dapat disimpulkan bahwa agama berfungsi memberikan pemecahan atas masalah yang muncul pada kehidupan manusia, memberi ajaran-ajaran kepada pemeluknya agar hidup dengan baik dan teratur sebagai pedoman hidupnya.    

Salah satu hal yang tidak dapat dihindarkan pada kehidupan masyarakat yang multikultural adalah terjadinya suatu konflik dalam masyarakat. Dewasa ini agama banyak disebut-sebut sebagai faktor penyebab terjadinya konflik dalam masyarakat sehingga menimbulkan perspektif negatif agama itu sendiri. Di satu sisi agama dipandang sebagai sumber moral dan nilai bagi pemeluknya, namun di sisi lain dianggap sebagai sumber konflik.

Semua agama memang mengajarkan cinta kasih kepada sesama, namun tidak bisa dibantah atas nama ajaran agama pula seseorang atau sekelompok orang itu bisa dan harus membunuh sesama atau menghancurkan fasilitas umum sepanjang ia ditafsir bisa membahayakan keyakinan agamanya. Tafsir ini sering dilakukan secara sepihak tanpa dialog meluas secara tak terbatas dan dikenakan pada siapa saja hanya karena beda kepemelukan agama, beda paham dari agama yang sama. Karena itu keagamaan sering terlibat aksi-aksi sepihak yang menyebabkan tragedi kemanusiaan dan jatuhnya korban jiwa tanpa rasa bersalah. Si pelaku sebaliknya memandang tindakannya sebagai kewajiban agama yang jika tidak dipenuhi berarti sebuah dosa yang menyebabkan penderitaan umat manusia.

Pada dasarnya faktor penyebab konflik bukanlah suatu ajaran agama tetapi manusia yang memeluk agama tersebut. Keyakinan akan suatu ajaran agama diperoleh melalui suatu proses memahami dan mempelajari ajaran agama itu yang menyebabkan setiap pemeluk akan memahami dan memiliki interpretasi yang berbeda sesuai kemampuannya. Akibat adanya perbedaan pemahaman tersebut timbullah konflik. Konflik tersebut didasari oleh sentiment agama dimana agama yang dianutnya dianggap sebagai agama yang paling benar. Dan hal tersebut melahirkan konflik antaragama. Agama sebagai daya pemecah belah atau pemicu adanya konflik dalam masyarakat merupakan dampak negatif dari agama sedangkan dampak positif agama adalah sebagai daya pemersatu. Salah satu cara untuk menyatukan masyarakat adalah dengan dibangunnya iklim kehidupan beragama yang harmonis dan penuh toleransi.

Toleransi antarumat beragama sangatlah diperlukan khususnya pada sebuah negara yang masyarakatnya multikultural. Suatu masyarakat multikultural dituntut untuk hidup penuh toleransi, saling pengertian antarbudaya dan antarbangsa dalam membina suatu dunia baru. Karena dengan beragamnya keyakinan dan agama yang dipeluk oleh masing-masing individu pada suatu masyarakat itulah yang menyebabkan terjadinya konflik. Keberagaman pada satu sisi dapat menjadi faktor terjadinya konflik, namun pada sisi yang lain jika masing-masing individu menyadari dan menghargai adanya keberagaman tersebut maka akan tercipta suatu kehidupan pada taraf yang lebih baik. Dengan adanya toleransi yang tumbuh dalam diri masing-masing individu akan mampu meminimalisir terjadinya konflik dalam masyarakat tersebut.

Terdapat beberapa langkah yang dapat digunakan untuk meminimalkan terjadinya konflik agama, antara lain:
1.    Menonjolkan segi-segi persamaan dalam agama, tidak memperdebatkan perbedaan yang ada pada masing-masing ajaran agama.
2.    Melibatkan kegiatan sosial yang melibatkan para pemeluk agama yang berbeda.
3.    Menghindar dari sikap egois yang mengklaim bahwa agamanya yang paling benar.

Apabila beberapa poin tersebut dapat tertanam dan terpelihara pada setiap individu pada suatu masyarakat maka keberagaman tidak akan menjadi suatu masalah yang menimbulkan konflik tetapi justru akan menjadi suatu faktor terjadinya integrasi dalam masyarakat. 

Indonesia sebagai negara yang multikultural mengatur seluruh kepentingan warga negaranya yang amat beragama termasuk dalam urusan agama. Di dalam Batang Tubuh UUD 1945 termuat hak-hak asasi manusia tentang kebebasan memeluk agama bagi setiap warga negaranya yang tercantum pada Pasal 28 E ayat 1 “setiap orang berhak memeluk agama dan beribadat menurut agamanya”.

Selain itu kebebasan untuk memeluk agama juga tercantum pada pasal 29 ayat 2 tentang agama bahwa “negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.  Maka bagi siapa saja yang melanggarnya akan dikenai sanksi pidana sebagai konsekuensinya. Di Indonesia toleransi beragama salah satunya terwujud dengan tidak dipermasalahkannya perbedaan ajaran dan kepercayaan ada.

Dalam suatu artikel dijelaskan tentang kasus Ahmadiyah yang dianggap sebagai aliran sesat. Namun sebagai bangsa yang harus mengedepankan toleransi beragama maka sesat atau tidaknya suatu aliran tidak dijadikan masalah selama kerukunan dengan pemeluk kepercayaan lain tetap terjalin dan tidak menimbulkan terjadinya suatu kekacauan atau konflik. Apabila konflik tersebut terjadi maka penyelesaiannya harus dengan jalan damai, tidak dengan jalan kekerasan. Yang harus digaris bawahi pada artikel tersebut adalah agama harus dijadikan landasan untuk kehidupan yang lebih baik.

Selain itu, contoh lain yang menunjukkan adanya toleransi beragama di Indonesia adalah di desa Indro, Gresik, Jawa Timur. Desa Indro merupakan desa yang dekat dengna kawasan industri yang masyarakat mayoritas beragama Islam namun banyak juga yang beragama selain Islam, seperti Katolik, Protestan, dan Budha. Di Desa Indro yang berkaitan dengan nilai penghormatan terhadap umat beragama lain yang berbeda dengan dirinya terlihat dari sikap mereka terhadap salah satu warganya yang terkena musibah seperti kematian. Apabila hal ini terjadi tanpa memandang agama dan status sosial dari warga yang terkena musibah tersebut, para tetangga akan menghormatinya dengan jalan membantu meringankan beban warga yang terkena musibah itu, baik berupa moril maupun materiil.

Bahwa agama harus dijadikan alasan untuk berdamai merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kerukunan beragama yang juga terkandung dalam arti dan makna sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Pada sila tersebut menjamin seluruh penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya, tidak memaksa warga negara untuk beragama, tetapi diwajibkan memeluk agama sesuai dengan hukum yang berlaku, dan menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama, toleransi antar umat dan dalam beragama. Dengan payung  Ketuhanan Yang Maha Esa itu maka bangsa Indonesia mempunyai suatu asas yang dipegang teguh yaitu bebas untuk memeluk agama dan beribadah menurut agama masing-masing. Adanya semboyan Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua juga semakin menunjukkan bahwa Indonesia yang terdiri dari beragam kebudayaan termasuk di dalamnya yaitu keberagaman agama dan kepercayaan tetapi tetap dalam satu wadah yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sumber :
  • Dadang Kahmad. 2002. Sosiologi Agama. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
  • Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Bagian Proyek Pengkajian dan Pembinaan Kebudayaan Masa Kini. Pergeseran Interpretasi Terhadap Nilai-Nilai Keagamaan Di “Kawasan Industri”. Jakarta: CV. Bapura Nugraha
  • Syahrial Syarbaini & Rusdiyanta. Dasar-Dasar Sosiologi. Yogyakarta : Graha Ilmu
  • Ajat Sudrajat, dkk. Din Al Islam. Yogyakarta: UNY Press
  • DR. Abdul Munir Mulkhan. Dari Semar Ke Sufi. Yogyakarta: Penerbit Al-Ghiyats
  • Rukiyati,dkk. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: UNY Press

1 komentar:

  1. How to Play 777 Casino Slot Machines Online
    In this guide, we will take a look at casino slots games, how to play 777 광주 출장마사지 slots online, and everything 고양 출장샵 else to 속초 출장샵 know 영천 출장안마 about winning  제천 출장안마 Rating: 5 · ‎2 reviews

    BalasHapus